Bagi masyarakat suku Toraja, Rambu Solo adalah ritual pemakaman yang dilakukan sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada orang yang telah meninggal dunia. Selain itu, upacara ini juga bertujuan untuk mengantarkan arwah orang yang telah meninggal ke alam roh, Upacara ini juga dikenal dengan sebutan Aluk Rampe Matampu dalam masyarakat suku Toraja.
Pada hari pemakaman, penduduk desa berkumpul untuk mengirimkan
orang yang mereka cintai ke akhirat. Setidaknya 20 ekor kerbau dipotong untuk
menyertai upacara ini, Semuanya dimulai di sini dan ini adalah hari pertama
pemakaman, para tamu datang untuk menunjukkan belasungkawa kepada keluarga yang
ditinggalkan.
![]() |
Ritual Pemakaman Rambu Solo - Toraja |
Rambu Solo memiliki arti sinar yang arahnya ke bawah, karena upacara ini dilakukan ketika matahari mulai terbenam. Sinar matahari yang memudar juga diartikan sebagai rasa duka setelah orang terkasih meninggal dunia.
Upacara ini dilakukan karena masyarakat suku Toraja percaya,
bahwa jika seseorang meninggal dunia dan tidak diadakan upacara oleh
keluarganya yang masih hidup, maka orang tersebut akan mendapat karma yang
buruk. Mereka juga percaya bahwa jika upacara tidak dilaksanakan, jiwa orang
yang telah meninggal tersebut belum sepenuhnya pergi. Oleh karena itu, tujuan
utama dari upacara kematian ini adalah untuk menyempurnakan kematian seseorang.
baca juga: FAKTA MENARIK TENTANG MONGOLIA | Jaga kehangatan orang asingdengan tubuh wanita muda
Keluarga yang berduka telah menyiapkan segala sesuatunya
dengan mengumpulkan berbagai macam persiapan seperti hewan kurban, pakaian
adat, dan bahan-bahan ritual lainnya.
pemakaman bisa berlangsung berhari hari sampai semua hewan
yang di korbankan habis, dan besarnya biaya pemakaman ditentukan oleh kantong
keluarga.
Penguburan anggota kelas atas yang terhormat dapat mengorbankan
25 hingga 100 ekor Kerbau, sedangkan orang biasa memerlukan hingga delapan
Kerbau dan 50 ekor babi untuk ritual tersebut.
Terlepas dari status sosialnya, penyembelihan kerbau
dianggap wajib, sehingga menyebabkan banyak keluarga untuk rajin menabung agar
bisa membiayainya.
Kerbau mempunyai arti penting dalam masyarakat toraja,
melambangkan kekayaan bagi yang masih hidup dan berfungsi sebagai pembimbing
spiritual bagi yang telah meninggal, dan Pemakaman tidak lengkap tanpa
kehadiran Kerbau.
Jenazah akan ditempatkan sementara di "Tongkonan"
selama beberapa waktu sebelum pelaksanaan upacara utama.
Baca juga: Negara Kaya yang Kini Jadi Merana
Setelah semua persiapan selesai, upacara Rambu Solo utama
akan dilaksanakan, Upacara ini melibatkan serangkaian ritual yang kompleks,
termasuk penyembelihan hewan kurban, penghormatan terhadap arwah leluhur, dan
tarian-tarian adat yang indah.
Setelah upacara selesai, jenazah akan dipindahkan ke makam
keluarga yang lebih permanen, Proses pemindahan ini dilakukan dengan sangat
hati-hati karena merupakan bagian penting dari upacara.
Rambu Solo adalah upacara adat yang sangat penting dan
berarti bagi masyarakat Toraja, oleh karena itu, keluarga bersedia mengeluarkan
sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan upacara ini dengan layak untuk
menghormati arwah orang yang meninggal.
Pemakaman di daerah ini bisa sangat mahal, dan generasi
berikutnya mungkin akan terlilit utang. Mereka tidak menabung untuk kehidupan
mewah, melainkan menabung untuk biaya pemakaman, karena Kerbau melambangkan
rasa hormat terhadap orang tua mereka.
Di sisi lain, terdapat sebuah tempat pemakaman yang unik di
masyarakat Toraja yang dikenal sebagai Londa. Pemakaman ini terletak di gua-gua
alam atau celah-celah di tebing yang berada di pegunungan Toraja.
Salah satu hal yang membedakan pemakaman Londa adalah
penggunaan boneka kayu yang disebut Tau Tau. Boneka-boneka ini melambangkan
orang yang telah meninggal dan ditempatkan di sekitar area pemakaman.
Baca juga: Bocah 12 Tahun Berubah Menjadi Batu | LAHIR BERBEDA
Upacara Rambu Solo menandai awal perjalanan terakhir bagi
orang yang telah meninggal, sedangkan Londa adalah tempat terakhir di mana
jenazah akan ditempatkan secara permanen.
Boneka Tau-Tau yang dipasang di Londa dianggap sebagai
penjaga dan pelindung makam, serta sebagai perantara antara dunia nyata dan
alam baka. Hal ini merupakan aspek spiritual yang sangat penting dalam
pemahaman masyarakat Toraja tentang kematian dan roh leluhur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar