Cari Blog Ini

Jumat, 12 April 2024

Seperti Apa Cara Orang Tibet Menjalani Hidup Di ketinggian, Mengapa Tubuh Mereka Sangat Kuat


Tibet terletak di wilayah Asia, dengan luas 2.500.000 kilometer persegi, dataran tinggi ini dihuni oleh beberapa kelompok etnik lainnya, seperti Monpa, Tamang, Qiang, Sherpa dan Lhoba, dan sejak abad ke-20, terdapat jumlah pemukim Han dan Hui yang cukup besar.

Tibet memiliki luas sekitar 2,5 juta kilometer persegi sebagai perbandingan luas dataran tinggi ini kira-kira sama besarnya dengan 4 kali luas negara bagian Texas atau Prancis.

Sejak Invasi Tiongkok ke Tibet pada tahun 1951, yang diyakini bahwa Tiongkok mencaplok Tibet. Secara administratif, Tibet terbagi menjadi Daerah Otonom, dan dengan provinsi Qinghai, Sichuan, dan Yunnan. Di tenggara, berbatasan dengan Myanmar, India, Bhutan, dan Nepal di selatan, Kashmir di sebelah barat; dan Daerah Otonomi Uygur Xinjiang di barat laut, dan Lhasa adalah ibu kotanya.

Tibet berada di dataran tinggi, dikelilingi oleh pegunungan yang memanjang lebih dari 1.300 kilometer dari barat ke timur dengan ketinggian rata-rata 5.000 meter di atas permukaan laut, dan puncak tertinggi adalah Gunung Everest, yang menjulang hingga 8.850 meter.

Baca juga: Mengunjungi Pulau Paling Ramai di Dunia | Santa Cruz |Kolombia

Orang Tibet menyebut tanah mereka sebagai Tanah Salju, iklim disini umumnya kering, sebagian besar wilayahnya hanya menerima 460 mm curah hujan dan salju setiap tahun, dengan salju abadi yang terletak di sekitar 6.100 meter di pegunungan utara.

Lhasa, yang terletak pada ketinggian 3.650 meter, memiliki suhu maksimum harian 30 °C, dan minimum -19 °selsius. Suhu disini sangat dingin di pagi dan malam hari, diperburuk oleh angin kencang yang bertiup di seluruh wilayah hampir sepanjang tahun. Karena udara kering yang sejuk, biji-bijian dapat disimpan rusak selama 50 hingga 60 tahun, sedangkan daging mentah kering dan mentega dapat diawetkan selama lebih dari satu tahun, dan epidemi jarang terjadi.

Orang Tibet adalah orang-orang yang sangat religius, sebagian besar adalah pengikut agama Buda, di tempat ini penuh dengan bendera doa, dan orang-orang yang ramah dan bersahabat.

Baca juga: Inilah SISI GELAP Kehidupan di KUBA!

Dalai Lama adalah pemimpin spiritual agama Buda Tibet yang sangat dihormati dan diakui secara luas di Tibet. Pada tahun 2011, Dalai Lama menerima Penghargaan Nobel Perdamaian, setelah itu, beliau memutuskan untuk mundur dari posisi politiknya, dan fokus hanya sebagai pemimpin spiritual.

Istana Potala tempat tinggal Dalai Lama, yang terletak di kota Lhasa, Tibet, dikenal sebagai Kuil Mutiara di Atap Dunia. Istana ini memiliki tiga belas tingkat, 1000 kamar, 10.000 tempat suci, dan 200 ribu patung, membumbung setinggi 117 meter, menjadikannya salah satu situs suci yang paling mengagumkan di Tibet, dan saat ini Istana Potala telah diubah fungsinya oleh negara Cina menjadi sebuah museum.

Makanan pokok Tibet adalah adonan tepung yang di sebut Thanba, terbuat dari jelai panggang, yang dikonsumsi setiap hari. Hidangan utama lainnya termasuk makanan panggang yang terbuat dari tepung terigu, daging yak, daging kambing dan babi.

Produk susu seperti mentega dan keju juga populer, mereka mengkonsumsi lebih banyak daging daripada orang-orang di daerah yang lebih rendah, dan beras umumnya dibatasi konsumsinya hanya untuk keluarga kaya, petani dan biksu.

Baca juga: PulauMisterius Berpenghuni 20 000 Ekor Ular Untuk Melindungi “Bunga Pembunuh”

Teh hitam fermentasi dari China – diseduh bersama dengan banyak garam. Kemudian, satu porsi lemak mentega yak di campur dengan bubuk jelai panggang dan dadih susu.

Dataran Tinggi Tibet cukup dingin antara 50 derajat selsius di pagi dan sore hari - bahkan di musim panas - dan teh mentega telah menjadi kebutuhan dalam iklim ini, di mana udaranya sangat tipis dan dingin. Orang-orang tibet meminumnya karena mereka sering berada di luar dan itu membuat mereka hangat, memberi mereka energi, lemak dan kalori.

Populasi wilayah ini hampir seluruhnya adalah suku asli Tibet, dengan suku Han dan suku Hui yang merupakan Muslim Cina, Monba, Lhoba, dan kelompok minoritas lainnya.

Orang Tibet memiliki asal etnis yang sama, mempraktikkan agama yang sama, dan berbicara bahasa yang sama.

Bahasa-bahasa Tibet dan Burma saling berkaitan, meskipun mereka saling tidak dapat memahaminya, karena pola dialek dan subdialek regional, dan penggunaan bahasa Cina telah menjadi lebih umum di wilayah ini sejak tahun 1960.

baca juga: Kehidupan di Argentina Dengan Wanita Super Seksi, BebasNarkoba, Bebas Selingkuh

Bon dianggap sebagai agama pertama yang diketahui di Tibet, meskipun ada beberapa argumen mengenai waktu pendiriannya. Ini adalah bentuk perdukunan, yang percaya pada dewa, setan, dan roh leluhur.

Dengan munculnya agama Buda, Bon mengadopsi upacara-upacara dan konsep-konsep Buda tertentu - dan umat Buda juga mengadopsi ciri-ciri tertentu dari Bon, sehingga kedua agama tersebut memiliki banyak titik kemiripan.

Sherpa adalah salah satu kelompok etnis Tibet asli daerah pegunungan di Nepal dan Daerah Otonomi Tibet.

Sherpa

Jumlah Sherpa yang bermigrasi ke negara-negara Barat telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama ke Amerika Serikat, dan New York City memiliki komunitas Sherpa terbesar di Amerika Serikat, dengan populasi sekitar 16.000 jiwa.

Sensus Nepal 2011 mencatat sebanyak 512.946 etnis Sherpa tinggal di dalam perbatasannya. Orang Sherpa dikenal karena keterampilan mereka dalam mendaki gunung sebagai mata pencaharian.

Secara genetik, kelompok Sherpa adalah keturunan orang Tibet dan Han. Sebuah studi tahun 2010 mengidentifikasi lebih dari 30 faktor genetik yang membuat tubuh orang Tibet sangat cocok untuk dataran tinggi, mereka dikenal memiliki "gen atlet super," yang mengatur produksi hemoglobin tubuh, sehingga memungkinkan mereka memiliki efisiensi yang lebih besar dalam penggunaan oksigen.

Sherpa terkenal di komunitas pendakian dan pendakian gunung internasional karena sifat tahan banting, keahlian, dan pengalaman mereka di ketinggian yang sangat tinggi, dengan kemampuan memanjat yang merupakan hasil dari adaptasi genetik untuk hidup di dataran tinggi, termasuk kapasitas pengikatan hemoglobin yang unik dan produksi oksida nitrat dua kali lipat.

Baca juga: MengunjungiPulau Paling Ramai di Dunia

Yak, adalah hewan yang banyak ditemukan di Tibet dan wilayah sekitar Himalaya di Asia Tengah, digunakan untuk membajak sawah di Asia, mempunyai tinggi sekitar dua meter, dan mempunyai bulu yang panjang untuk melindungi mereka dari kedinginan.

Yak banyak dimanfaatkan untuk susu dan dagingnya, susunya sendiri berwarna merah jambu. Selain itu, mereka juga digunakan untuk mengangkut barang melewati medan-medan yang berat seperti pegunungan.

Banyak dari yak yang dibunuh sebagai makanan oleh orang-orang Tibet, sehingga kini mereka termasuk spesies yang terancam punah.

Hari pertama bulan pertama kalender Tibet yaitu sekitar bulan pebruari, di adakan perayaan Tahun Baru atau Losar di seluruh Tibet.

Pada perayaan ini orang tibet mengunjungi biara, kuil dan stupa saat fajar, dan memberikan persembahan di depan patung dan relik dewa dan orang suci.

Perayaan Tahun Baru segera diikuti oleh festival Doa, yang dimulai tiga hari setelah Tahun Baru dan dirayakan selama 15 hari.

Baca juga: Ontong Java: Surga yang Hilang di Kepulauan Solomon

Keju Chhurpi
Chhurpi adalah keju khas yang biasa dinikmati oleh penduduk di Himalaya, khususnya Nepal dan Tibet. Berbeda dengan keju lainnya yang biasa kita nikmati, chhurpi memiliki tekstur yang sangat keras, bahkan keju ini dinobatkan sebagai keju yang paling keras di dunia, dan karena teksturnya yang sangat keras, keju chhurpi bisa bertahan hingga 20 tahun lamanya.

Masyarakat Tibet biasa melakukan poliandri, yaitu berbagi istri, dan biasa dilakukan di masa lalu tetapi praktek ini sekarang dilarang oleh undang-undang meskipun kadang-kadang masih dipraktikkan secara diam-diam.

Praktek Poliandri di lakukan dengan tujuan agar dengan cara ini keluarga tetap menggarap tanah yang sama, tanpa harus membaginya dengan orang lain.

Tibet Poliandi
Gerai makanan cepat saji milik Amerika, KFC, akhirnya berhasil buka toko pertamanya di Tibet. Ayam goreng olahan asal selatan Negeri Paman Sam itu membuka restorannya di ibukota Lhasa setelah 29 tahun menunggu persetujuan untuk bisa bertengger di Negeri Atap Dunia itu.

Dalai Lama yang sebelumnya menulis surat protes kepada pemegang merek KFC, Dalam suratnya ia menulis perusahaan makanan cepat saji itu telah memperlakukan ayam-ayamnya dengan keji, hal yang berlawanan dengan nilai Tibet.

Di hari pembukaan, ratusan orang yang antri dan mengular pun harus berhadapan dengan pemrotes, tampaknya masyarakat Tibet tak sabar lagi menanti kelezatan ayam goreng berbalut tepung itu.

"KFC akhirnya ada di Tibet," teriak salah satu pengantre makanan restoran cepat saji itu.

Tibet berada di bawah kekuasaan China semenjak 1951, pembukaan gerai KFC dianggap salah satu hasil usaha Beijing untuk mengeluarkan negeri itu dari kegelapan.

Tahukah Anda bahwa semakin tinggi ketinggian landasan pacu bandara, maka semakin panjang landasan tersebut, oleh karena itu, salah satu landasan pacu terpanjang di dunia dapat ditemukan di Bandar Udara Qamdo Bamda, dikenal juga sebagai Bandar Udara Changdu Bangda, berlokasi di Bamda, Qamdo, Tibet, Tiongkok, adalah bandar udara tertinggi di dunia dengan ketinggian 4.334 meter, Bandar udara ini juga memiliki landasan pacu terpanjang di dunia, dengan panjang 5.500 meter.

Baca juga: Bertahan Melawan Kesulitan Hidup di Filipina

Pemakaman Langit, Tibet

Pemakaman langit adalah tradisi adat pemakaman di Tibet. Prosesi ini diawali dengan mendoakan mayat kemudian membawa mayat ke puncak gunung, kemudian mayat ditelungkupkan, lalu burung pemakan bangkai akan memakan seluruhnya.

dan kadang-kadang bagian tulang juga ditumbuk halus dan dijadikan makanan bagi burung yang lebih kecil seperti gagak, dan bagian tengkorak kepala juga kadang-kadang dibawa pulang untuk dijadikan cangkir minuman.

Kondisi geografis di Tibet yang berbukit dan berbatu membuat sulitnya mencari lahan kuburan ataupun kayu bakar untuk kremasi mayat, oleh karena itu cara pemakaman langit dianggap lebih praktis dibandingkan dengan dikubur ataupun dikremasi.

Puncak gunung tempat berlangsungnya prosesi ini dipercaya merupakan jalan masuk menuju nirwana, karena mereka percaya adanya reinkarnasi - oleh karena itu, jasad yang telah meninggal tidak ada artinya lagi dan pada akhirnya akan kembali ke alam, baik melalui burung pemakan bangkai ataupun diuraikan di tanah. Dengan demikian, metode ini dipercaya akan lebih mempermudah arwah orang yang meninggal untuk sampai ke nirwana, karena telah memberikan kemurahan hati bagi burung pemakan bangkai.

Untuk pertama kalinya, wisatawan yang berkunjung ke Tibet bisa melihat pemandangan indah dengan kereta peluru kecepatan tinggi dari ketinggian ribuan meter.

Jalur kereta api Qinghai – Xizang ini menghubungkan kota Xining di Provinsi Qinghai dengan Lhasa di Tibet - dan merupakan jalur kereta api tertinggi di dunia yang tingginya 5.722 meter di atas permukaan laut, dan memiliki staf dan penumpang yang sangat sedikit.

Baca juga: Suku Penguasa Lautan Indonesia | Di Juluki Manusia IkanIndonesia

Jalur kereta api sepanjang 435 kilometer yang menghubungkan Ibu Kota Tibet, Lhasa, dengan Kota Nyingchi memberikan akses kereta api berkecepatan tinggi ke 31 wilayah tingkat provinsi di China daratan.

Untuk membangun rel atap dunia ini, China membutuhkan waktu enam tahun, dan menghabiskan dana sebesar 36,5 miliar RMB atau sekitar Rp. 82 Triliun.

Rel kereta api yang menghubungkan Lhasa menuju Nyingchi ini memiliki 47 terowongan dan 121 jembatan yang mencakup sekitar 75 persen dari keseluruhan perjalanan.

Bepergian ke ketinggian, kereta Fuxing dilengkapi dengan sistem pasokan oksigen otomatis, yang menjaga kadar oksigen tetap 23,6 persen. Selain itu, jendela kereta dilengkapi dengan lapisan kaca khusus untuk menahan tingkat radiasi matahari yang tinggi di kawasan itu.

Mastiff Tibet
Mastiff Tibet merupakan anjing dengan tubuh yang sangat besar. Berat anjing ini antara 31 kg hingga 68 kg. Anjing ini memiliki bulu yang halus, lurus, dengan lapisan bawah yang berat dan lembut. Biasanya, bulu anjing mastiff Tibet berwarna hitam coklat, abu-abu dan keemasan.

Menurut kepercayaan Tibet Dalai Lama, Tenzin Gyatso telah berinkarnasi 13 kali, dan ketika Dalai Lama meninggal, mereka mencari anak-anak di seluruh Tibet dengan karakteristik khusus - yang lahir dalam tahun pertama kematian dalai lama - dengan mengikuti tanda-tanda yang ditinggalkan oleh Dalai Lama.

Salah satu alasan utama bagi wisatawan untuk mengunjungi Tibet adalah untuk menyaksikan festival tradisional yang unik, ada lebih dari 50 festival termasuk Tahun Baru Tibet, Festival Saga Dawa dan Festival Shoton.

Bendera Doa
Bendera do'a adalah bendera berwarna-warni yang terbuat dari kain atau kertas yang dihiasi dengan mantra serta simbol-simbol keagamaan Buda dan ajaran spiritual Tibet. Bendera-bendera ini seringkali terlihat terpasang di jajaran pegunungan atau bukit, juga di tempat-tempat suci di Tibet. Dipercaya memiliki kekuatan spiritual untuk membawa kebaikan dan keberuntungan bagi mereka yang melihatnya atau tinggal di sekitarnya.

Orang Tibet pada dasarnya mengonsumsi daging dari domba dan sapi, hal ini disebabkan oleh kondisi geografis dan iklim yang keras di dataran tinggi Tibet, yang mengakibatkan keterbatasan ketersediaan sayuran dan sumber makanan nabati di daerah tersebut. Sebagai hasilnya, daging menjadi sumber protein mereka.

Orang Tibet dikenal menjalani gaya hidup santai, mereka selalu menyempatkan waktu untuk berziarah ke kuil dan menghabiskan sore hari di ruang teh yang nyaman, sambil berbincang-bincang tentang peristiwa hari itu.

Baca juga: Kehidupan di Maroko | Negeri Paling Alami Perpaduan Antara keajaiban & Warna

Terakhir, banyak orang mungkin berpikir bahwa Tibet hanya merupakan tanah terpencil dan suci bagi umat Buddha, sehingga tidak ada hiburan malam yang tersedia. Namun, kenyataannya adalah kehidupan malam di Lhasa sangat unik dan penuh warna. Banyak anak muda Tibet menyukai menghabiskan waktu malam mereka di bar-bar, dan mengunjungi pasar malam paling ramai dan terbesar di kota ini.

Anda dapat menghabiskan malam di Lhasa dengan mencicipi berbagai hidangan daging panggang, yang dicampur dengan rasa khas dari Sichuan dan cita rasa lokal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hot Artikel