Tibet terletak di wilayah Asia, dengan luas 2.500.000 kilometer persegi, dataran tinggi ini dihuni oleh beberapa kelompok etnik lainnya, seperti Monpa, Tamang, Qiang, Sherpa dan Lhoba, dan sejak abad ke-20, terdapat jumlah pemukim Han dan Hui yang cukup besar.
Tibet memiliki luas sekitar 2,5 juta kilometer persegi
sebagai perbandingan luas dataran tinggi ini kira-kira sama besarnya dengan 4
kali luas negara bagian Texas atau Prancis.
Sejak Invasi Tiongkok ke Tibet pada tahun 1951, yang diyakini bahwa Tiongkok mencaplok Tibet. Secara administratif, Tibet terbagi menjadi Daerah Otonom, dan dengan provinsi Qinghai, Sichuan, dan Yunnan. Di tenggara, berbatasan dengan Myanmar, India, Bhutan, dan Nepal di selatan, Kashmir di sebelah barat; dan Daerah Otonomi Uygur Xinjiang di barat laut, dan Lhasa adalah ibu kotanya.
Tibet berada di dataran tinggi, dikelilingi oleh pegunungan
yang memanjang lebih dari 1.300 kilometer dari barat ke timur dengan ketinggian
rata-rata 5.000 meter di atas permukaan laut, dan puncak tertinggi adalah
Gunung Everest, yang menjulang hingga 8.850 meter.
Baca juga: Mengunjungi Pulau Paling Ramai di Dunia | Santa Cruz |Kolombia
Orang Tibet menyebut tanah mereka sebagai Tanah Salju, iklim
disini umumnya kering, sebagian besar wilayahnya hanya menerima 460 mm curah
hujan dan salju setiap tahun, dengan salju abadi yang terletak di sekitar 6.100
meter di pegunungan utara.
Lhasa, yang terletak pada ketinggian 3.650 meter, memiliki
suhu maksimum harian 30 °C, dan minimum -19 °selsius. Suhu disini sangat dingin
di pagi dan malam hari, diperburuk oleh angin kencang yang bertiup di seluruh
wilayah hampir sepanjang tahun. Karena udara kering yang sejuk, biji-bijian
dapat disimpan rusak selama 50 hingga 60 tahun, sedangkan daging mentah kering
dan mentega dapat diawetkan selama lebih dari satu tahun, dan epidemi jarang
terjadi.
Orang Tibet adalah orang-orang yang sangat religius,
sebagian besar adalah pengikut agama Buda, di tempat ini penuh dengan bendera
doa, dan orang-orang yang ramah dan bersahabat.
Baca juga: Inilah SISI GELAP Kehidupan di KUBA!
Dalai Lama adalah pemimpin spiritual agama Buda Tibet yang
sangat dihormati dan diakui secara luas di Tibet. Pada tahun 2011, Dalai Lama
menerima Penghargaan Nobel Perdamaian, setelah itu, beliau memutuskan untuk
mundur dari posisi politiknya, dan fokus hanya sebagai pemimpin spiritual.
Istana Potala tempat tinggal Dalai Lama, yang terletak di
kota Lhasa, Tibet, dikenal sebagai Kuil Mutiara di Atap Dunia. Istana ini
memiliki tiga belas tingkat, 1000 kamar, 10.000 tempat suci, dan 200 ribu
patung, membumbung setinggi 117 meter, menjadikannya salah satu situs suci yang
paling mengagumkan di Tibet, dan saat ini Istana Potala telah diubah fungsinya
oleh negara Cina menjadi sebuah museum.
Makanan pokok Tibet adalah adonan tepung yang di sebut Thanba,
terbuat dari jelai panggang, yang dikonsumsi setiap hari. Hidangan utama
lainnya termasuk makanan panggang yang terbuat dari tepung terigu, daging yak,
daging kambing dan babi.
Produk susu seperti mentega dan keju juga populer, mereka
mengkonsumsi lebih banyak daging daripada orang-orang di daerah yang lebih
rendah, dan beras umumnya dibatasi konsumsinya hanya untuk keluarga kaya,
petani dan biksu.
Baca juga: PulauMisterius Berpenghuni 20 000 Ekor Ular Untuk Melindungi “Bunga Pembunuh”
Teh hitam fermentasi dari China – diseduh bersama dengan
banyak garam. Kemudian, satu porsi lemak mentega yak di campur dengan bubuk
jelai panggang dan dadih susu.
Dataran Tinggi Tibet cukup dingin antara 50 derajat selsius
di pagi dan sore hari - bahkan di musim panas - dan teh mentega telah menjadi
kebutuhan dalam iklim ini, di mana udaranya sangat tipis dan dingin.
Orang-orang tibet meminumnya karena mereka sering berada di luar dan itu
membuat mereka hangat, memberi mereka energi, lemak dan kalori.
Populasi wilayah ini hampir seluruhnya adalah suku asli
Tibet, dengan suku Han dan suku Hui yang merupakan Muslim Cina, Monba, Lhoba,
dan kelompok minoritas lainnya.
Orang Tibet memiliki asal etnis yang sama, mempraktikkan
agama yang sama, dan berbicara bahasa yang sama.
Bahasa-bahasa Tibet dan Burma saling berkaitan, meskipun
mereka saling tidak dapat memahaminya, karena pola dialek dan subdialek
regional, dan penggunaan bahasa Cina telah menjadi lebih umum di wilayah ini
sejak tahun 1960.
baca juga: Kehidupan di Argentina Dengan Wanita Super Seksi, BebasNarkoba, Bebas Selingkuh
Bon dianggap sebagai agama pertama yang diketahui di Tibet,
meskipun ada beberapa argumen mengenai waktu pendiriannya. Ini adalah bentuk
perdukunan, yang percaya pada dewa, setan, dan roh leluhur.
Dengan munculnya agama Buda, Bon mengadopsi upacara-upacara
dan konsep-konsep Buda tertentu - dan umat Buda juga mengadopsi ciri-ciri
tertentu dari Bon, sehingga kedua agama tersebut memiliki banyak titik
kemiripan.
Sherpa adalah salah satu kelompok etnis Tibet asli daerah pegunungan di Nepal dan Daerah Otonomi Tibet.
![]() |
Sherpa |
Jumlah Sherpa yang bermigrasi ke negara-negara Barat telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama ke Amerika Serikat, dan New York City memiliki komunitas Sherpa terbesar di Amerika Serikat, dengan populasi sekitar 16.000 jiwa.
Sensus Nepal 2011 mencatat sebanyak 512.946 etnis Sherpa
tinggal di dalam perbatasannya. Orang Sherpa dikenal karena keterampilan mereka
dalam mendaki gunung sebagai mata pencaharian.
Secara genetik, kelompok Sherpa adalah keturunan orang Tibet
dan Han. Sebuah studi tahun 2010 mengidentifikasi lebih dari 30 faktor genetik
yang membuat tubuh orang Tibet sangat cocok untuk dataran tinggi, mereka
dikenal memiliki "gen atlet super," yang mengatur produksi hemoglobin
tubuh, sehingga memungkinkan mereka memiliki efisiensi yang lebih besar dalam
penggunaan oksigen.
Sherpa terkenal di komunitas pendakian dan pendakian gunung
internasional karena sifat tahan banting, keahlian, dan pengalaman mereka di
ketinggian yang sangat tinggi, dengan kemampuan memanjat yang merupakan hasil
dari adaptasi genetik untuk hidup di dataran tinggi, termasuk kapasitas
pengikatan hemoglobin yang unik dan produksi oksida nitrat dua kali lipat.
Baca juga: MengunjungiPulau Paling Ramai di Dunia
Yak, adalah hewan yang banyak ditemukan di Tibet dan wilayah
sekitar Himalaya di Asia Tengah, digunakan untuk membajak sawah di Asia,
mempunyai tinggi sekitar dua meter, dan mempunyai bulu yang panjang untuk
melindungi mereka dari kedinginan.
Yak banyak dimanfaatkan untuk susu dan dagingnya, susunya
sendiri berwarna merah jambu. Selain itu, mereka juga digunakan untuk
mengangkut barang melewati medan-medan yang berat seperti pegunungan.
Banyak dari yak yang dibunuh sebagai makanan oleh
orang-orang Tibet, sehingga kini mereka termasuk spesies yang terancam punah.
Hari pertama bulan pertama kalender Tibet yaitu sekitar
bulan pebruari, di adakan perayaan Tahun Baru atau Losar di seluruh Tibet.
Pada perayaan ini orang tibet mengunjungi biara, kuil dan
stupa saat fajar, dan memberikan persembahan di depan patung dan relik dewa dan
orang suci.
Perayaan Tahun Baru segera diikuti oleh festival Doa, yang dimulai tiga hari setelah Tahun Baru dan dirayakan selama 15 hari.
Baca juga: Ontong Java: Surga yang Hilang di Kepulauan Solomon
![]() |
Keju Chhurpi |
Masyarakat Tibet biasa melakukan poliandri, yaitu berbagi
istri, dan biasa dilakukan di masa lalu tetapi praktek ini sekarang dilarang
oleh undang-undang meskipun kadang-kadang masih dipraktikkan secara diam-diam.
Praktek Poliandri di lakukan dengan tujuan agar dengan cara
ini keluarga tetap menggarap tanah yang sama, tanpa harus membaginya dengan
orang lain.
![]() |
Tibet Poliandi |
Dalai Lama yang sebelumnya menulis surat protes kepada
pemegang merek KFC, Dalam suratnya ia menulis perusahaan makanan cepat saji itu
telah memperlakukan ayam-ayamnya dengan keji, hal yang berlawanan dengan nilai
Tibet.
Di hari pembukaan, ratusan orang yang antri dan mengular pun
harus berhadapan dengan pemrotes, tampaknya masyarakat Tibet tak sabar lagi
menanti kelezatan ayam goreng berbalut tepung itu.
"KFC akhirnya ada di Tibet," teriak salah satu
pengantre makanan restoran cepat saji itu.
Tibet berada di bawah kekuasaan China semenjak 1951,
pembukaan gerai KFC dianggap salah satu hasil usaha Beijing untuk mengeluarkan
negeri itu dari kegelapan.
Tahukah Anda bahwa semakin tinggi ketinggian landasan pacu
bandara, maka semakin panjang landasan tersebut, oleh karena itu, salah satu
landasan pacu terpanjang di dunia dapat ditemukan di Bandar Udara Qamdo Bamda,
dikenal juga sebagai Bandar Udara Changdu Bangda, berlokasi di Bamda, Qamdo,
Tibet, Tiongkok, adalah bandar udara tertinggi di dunia dengan ketinggian 4.334
meter, Bandar udara ini juga memiliki landasan pacu terpanjang di dunia, dengan
panjang 5.500 meter.
Baca juga: Bertahan Melawan Kesulitan Hidup di Filipina
![]() |
Pemakaman Langit, Tibet |
Pemakaman langit adalah tradisi adat pemakaman di Tibet. Prosesi ini diawali dengan mendoakan mayat kemudian membawa mayat ke puncak gunung, kemudian mayat ditelungkupkan, lalu burung pemakan bangkai akan memakan seluruhnya.
dan kadang-kadang bagian tulang juga ditumbuk halus dan
dijadikan makanan bagi burung yang lebih kecil seperti gagak, dan bagian
tengkorak kepala juga kadang-kadang dibawa pulang untuk dijadikan cangkir
minuman.
Kondisi geografis di Tibet yang berbukit dan berbatu membuat
sulitnya mencari lahan kuburan ataupun kayu bakar untuk kremasi mayat, oleh
karena itu cara pemakaman langit dianggap lebih praktis dibandingkan dengan
dikubur ataupun dikremasi.
Puncak gunung tempat berlangsungnya prosesi ini dipercaya
merupakan jalan masuk menuju nirwana, karena mereka percaya adanya reinkarnasi
- oleh karena itu, jasad yang telah meninggal tidak ada artinya lagi dan pada
akhirnya akan kembali ke alam, baik melalui burung pemakan bangkai ataupun
diuraikan di tanah. Dengan demikian, metode ini dipercaya akan lebih
mempermudah arwah orang yang meninggal untuk sampai ke nirwana, karena telah
memberikan kemurahan hati bagi burung pemakan bangkai.
Untuk pertama kalinya, wisatawan yang berkunjung ke Tibet
bisa melihat pemandangan indah dengan kereta peluru kecepatan tinggi dari
ketinggian ribuan meter.
Jalur kereta api Qinghai – Xizang ini menghubungkan kota
Xining di Provinsi Qinghai dengan Lhasa di Tibet - dan merupakan jalur kereta
api tertinggi di dunia yang tingginya 5.722 meter di atas permukaan laut, dan
memiliki staf dan penumpang yang sangat sedikit.
Baca juga: Suku Penguasa Lautan Indonesia | Di Juluki Manusia IkanIndonesia
Jalur kereta api sepanjang 435 kilometer yang menghubungkan
Ibu Kota Tibet, Lhasa, dengan Kota Nyingchi memberikan akses kereta api
berkecepatan tinggi ke 31 wilayah tingkat provinsi di China daratan.
Untuk membangun rel atap dunia ini, China membutuhkan waktu
enam tahun, dan menghabiskan dana sebesar 36,5 miliar RMB atau sekitar Rp. 82 Triliun.
Rel kereta api yang menghubungkan Lhasa menuju Nyingchi ini
memiliki 47 terowongan dan 121 jembatan yang mencakup sekitar 75 persen dari
keseluruhan perjalanan.
Bepergian ke ketinggian, kereta Fuxing dilengkapi dengan
sistem pasokan oksigen otomatis, yang menjaga kadar oksigen tetap 23,6 persen. Selain
itu, jendela kereta dilengkapi dengan lapisan kaca khusus untuk menahan tingkat
radiasi matahari yang tinggi di kawasan itu.
![]() |
Mastiff Tibet |
Menurut kepercayaan Tibet Dalai Lama, Tenzin Gyatso telah
berinkarnasi 13 kali, dan ketika Dalai Lama meninggal, mereka mencari anak-anak
di seluruh Tibet dengan karakteristik khusus - yang lahir dalam tahun pertama
kematian dalai lama - dengan mengikuti tanda-tanda yang ditinggalkan oleh Dalai
Lama.
Salah satu alasan utama bagi wisatawan untuk mengunjungi
Tibet adalah untuk menyaksikan festival tradisional yang unik, ada lebih dari
50 festival termasuk Tahun Baru Tibet, Festival Saga Dawa dan Festival Shoton.
![]() |
Bendera Doa |
Orang Tibet pada dasarnya mengonsumsi daging dari domba dan
sapi, hal ini disebabkan oleh kondisi geografis dan iklim yang keras di dataran
tinggi Tibet, yang mengakibatkan keterbatasan ketersediaan sayuran dan sumber
makanan nabati di daerah tersebut. Sebagai hasilnya, daging menjadi sumber
protein mereka.
Orang Tibet dikenal menjalani gaya hidup santai, mereka selalu menyempatkan waktu untuk berziarah ke kuil dan menghabiskan sore hari di ruang teh yang nyaman, sambil berbincang-bincang tentang peristiwa hari itu.
Baca juga: Kehidupan di Maroko | Negeri Paling Alami Perpaduan Antara keajaiban & Warna
Terakhir, banyak orang mungkin berpikir bahwa Tibet hanya merupakan
tanah terpencil dan suci bagi umat Buddha, sehingga tidak ada hiburan malam yang
tersedia. Namun, kenyataannya adalah kehidupan malam di Lhasa sangat unik dan
penuh warna. Banyak anak muda Tibet menyukai menghabiskan waktu malam mereka di
bar-bar, dan mengunjungi pasar malam paling ramai dan terbesar di kota ini.
Anda dapat menghabiskan malam di Lhasa dengan mencicipi
berbagai hidangan daging panggang, yang dicampur dengan rasa khas dari Sichuan
dan cita rasa lokal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar