Cari Blog Ini

Jumat, 12 April 2024

Tiongkok Habiskan 18 triliun Rupiah untuk Membangun Terusan Terbesar di Dunia, Bikin AS Khawatir

Dalam industri konstruksi dan pembangunan infrastruktur, Tiongkok selalu memprioritaskan pembangunan dan peningkatan sistem transportasi jalan dan jembatan. Upaya ini tidak hanya memfasilitasi pergerakan dan konektivitas antar wilayah, tetapi juga untuk mendukung strategi pembangunan ekonomi negara.

Pembangunan ini bukanlah hal baru, memiliki sejarah sejak 2.200 tahun yang lalu hingga era Kaisar Chin Shi Huang, kaisar pertama Tiongkok yang mempelopori pembangunan terusan sepanjang 36,4 km.

Terusan tersebut dimaksudkan untuk memperluas wilayah - dan menciptakan keuntungan strategis dengan menghubungkan Sungai Xiang di Provinsi Hunan dengan Sungai Li di Daerah Otonom Guangxi Zhuang, Tiongkok.

Panjang sungai ini adalah 83 kilometer, dan berujung di Guilin sampai ke Yangshuo, merupakan tonggak penting dalam sejarah pembangunan terusan Tiongkok.

Terusan besar adalah sebuah karya yang luar biasa – dengan panjang 1.800 km dibangun pada masa Dinasti Yuan 1279 - hingga 1368.

Terusan Ping Lu adalah proyek tulang punggung Koridor darat dan laut baru Tiongkok, dan merupakan proyek yang bertujuan untuk mempercepat pembangunan Tiongkok.

Ide pembangunannya telah diusulkan lebih dari 100 tahun yang lalu, dan pada awal tahun 1990, dimasukkan dalam laporan proposal proyek Departemen Perhubungan Guangxi, namun selalu di tunda hingga tahun 2019.

Perjanjian yang berkaitan dengan terusan Ping Lu muncul dalam rencana induk Tiongkok mengenai Koridor Perdagangan internasional yang baru. Proyek ini juga merupakan proyek penting yang membantu mereformasi dan menstimulasi perekonomian Provinsi Guangxi.

baca juga: Seperti Apa Cara Orang Tibet Menjalani Hidup Di ketinggian,Mengapa Tubuh Mereka Sangat Kuat

Sejak saat itu, perencanaan dan pekerjaan konstruksi telah memasuki tahap yang dipercepat dan sesuai rencana awal, Terusan Ping Lu akan dibangun sepanjang 135 km, dengan biaya yang diperkirakan mencapai 72,7 miliar yuan atau 162 milyar rupiah, dan pengerjaannya di rencanakan selama 54 bulan - dengan volume 340 juta kubik meter batuan yang digali.

Pada pertengahan Juli 2023, lebih dari 1.800 petugas dan 6.600 pekerja dari 18 unit konstruksi dan 15 unit pemantauan hadir pada konstruksi tersebut, dilengkapi dengan 2.789 mesin dan peralatan besar seperti pengisap pasir dan ekskavator menggali 45,93 juta kubik tanah dan batu.

Dengan biaya yang begitu besar, Beijing berharap terusan tersebut dapat membantu memfasilitasi perdagangan dengan Negara-negara Asia Tenggara.

Secara teknis setelah selesai dibangun, Terusan Ping Lu akan menjadi jalur terpendek, paling ekonomis dan ternyaman menuju laut di Tiongkok Barat Daya. Terusan Ping Lu diperkirakan akan mengangkut 108 juta ton kargo pada tahun 2035, dan 130 juta ton pada tahun 2035.

Selain menjadi penghubung penting di dunia, terusan Ping Lu juga membantu menciptakan Koridor laut darat bagian barat, dan menghubungkan Tiongkok dengan Singapura, Vietnam dan negara-negara Asia Tenggara lainnya dalam hitungan minggu.

Dengan adanya Terusan Pin Lu, diharapkan dapat membantu perkembangan industri manufaktur dan Ekspor, membantu berkembangnya perekonomian.

Tiongkok percaya, bahwa Terusan Ping Lu akan mengubah bagian Teluk Tonkin menjadi jalan keluar ke laut dengan lebih singkat, dan lebih menghemat biaya dan waktu.

Baca juga: China Produksi Kapal Pesiar Super 16 Lantai Luas 40 RibuMeter Persegi yang Bikin Dunia Takjub

Guangxi adalah provinsi yang berbatasan dengan provinsi Tiongkok barat seperti Guizhou dan Yunnan, kota-kota ini merupakan basis manufaktur yang besar, dan sering kali kapal kontainer harus mengambil jalan memutar untuk mencapainya.

Setelah terusan selesai dibangun, secara mendasar akan mengubah status Guangxi dan memicu Guangxi untuk lebih berkembang.

Proyek ini dilihat tidak hanya sebagai peluang untuk mengembangkan lahan di Tiongkok Barat Daya, tetapi juga sebagai jembatan bagi Tiongkok untuk bekerja sama dengan negara-negara Asia Tenggara.

Terusan Ping Lu diharapkan dapat meningkatkan konektivitas infrastruktur bilateral, membuka jalan bagi Guangxi untuk memiliki hubungan yang komprehensif dengan pasar Asia Tenggara melalui pengiriman laut, darat dan udara.

Akankah Terusan Ping Lu dapat benar-benar membantu Tiongkok mengubah permainan di Asia Tenggara saat ini?

Jalur laut dua arah ini diperkirakan akan sangat ramai, karena membantu mengurangi biaya kapal kontainer besar dan kapal kargo yang hanya membutuhkan waktu beberapa minggu untuk melakukan perjalanan dari Guangxi ke negara-negara lain seperti Vietnam, Malaysia, Singapura dan Indonesia.

Saat ini karena kurangnya perairan dalam, pengiriman barang dari provinsi barat China harus menyeberangi sungai Xinjiang dan Sungai Mutiara untuk mencapai Guangzhou dan Hong Kong.

setelah selesainya nanti, Terusan Ping Lu akan memperpendek perjalanan darat - dari provinsi Tiongkok Barat ke Laut sekitar 560 km.

Baca juga: Militer Korea Utara pamer Kekuatan, Bisakah TentaraIndonesia Mengalahkannya

Terusan tersebut dapat menampung kapal berbobot hingga 5.000 ton, dan memiliki kemampuan berpotensi menghemat lebih dari 83 milyar rupiah, dan 12 trilyun rupiah untuk biaya pengiriman setiap tahunnya.

Tidak hanya membuka sistem transportasi air, Tiongkok juga aktif terhubung dengan negara-negara Asia Tenggara melalui jalur Kereta Api. Pada tahun 2021, China National Railway Corporation secara resmi membangun jalur kereta api China Laos sepanjang 414 km.

Ini adalah proyek pertama yang diselesaikan di Asia Tenggara dengan ambisi untuk menghubungkan Kota Kunming Tiongkok dengan Laos. Ambisi Tiongkok untuk membangun Kereta Api berkecepatan tinggi di Asia Tenggara tidak berhenti di sana, berdasarkan rencana pembangunan transportasi Kereta Api Asia, Tiongkok juga berencana membuka Kereta Berkecepatan Tinggi di sepanjang Thailand, Malaysia, dan Singapura.

Kanal Ping Lu dan Kereta Api berkecepatan tinggi diharapkan dapat mendekatkan Tiongkok dan negara-negara Asia Tenggara, terutama di tengah meningkatnya ketegangan suhu politik dan lambatnya laju pertumbuhan ekonomi.

Pemulihan ekonomi internasional perdagangan dua arah antara Tiongkok dan asia telah tumbuh pesat selama bertahun-tahun. omset perdagangan Tiongkok pada tahun 2022 mencapai 16 milyar rupiah, naik sebanyak 11.2% dari tahun sebelumnya, dan 2,2 kali lipat dari omset perdagangan yang tercatat 10 tahun lalu.

Baca juga: 15 Rekor Dunia Paling Gila Di Dunia

Tiongkok tidak hanya menekankan penciptaan hal-hal positif nilai tambah bagi pembangunan ekonomi dan kerjasama regional, namun juga menunjukkan tekad dalam menerapkan strategi infrastruktur, tetapi hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang tujuan di balik pembangunan terusan Ping Lu.

Apakah hanya mengharapkan manfaat komersial, apakah ada rencana strategis lain yang sedang dilakukan Tiongkok? Ini adalah masalah yang patut direnungkan dan didiskusikan 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hot Artikel