Cari Blog Ini

Jumat, 08 Maret 2024

Fakta yang disembunyikan Tentang kehidupan di Manila, Mengungkap Sisi Gelap yang Tersembunyi

Saat pertama kali menginjakkan kaki di Manila, saya merasakan bahwa kota ini sangat mirip dengan Jakarta. Namun, jika ingin lebih spesifik, Manila terlihat lebih jadul dan memiliki rupa yang mirip dengan Jakarta sekitar tahun 2007 ke belakang.

Karakter dan penampilan penduduk lokalnya juga tidak jauh berbeda. Yang membedakan adalah sebagian besar penduduk Manila lebih fasih berbahasa Inggris. Ketika saya menyapu pandangan untuk pertama kali, saya melihat banyak proyek pembangunan yang sedang berlangsung di setiap sudut kota.

Pemerintah Filipina sepertinya ingin menjadikan Manila sebagai kota metropolitan lengkap dengan hutan betonnya. Manila adalah salah satu negara terindah, namun juga salah satu negara paling berbahaya.

Tidak hanya kepemimpinan yang tidak stabil selama beberapa dekade setelah penjajahan selama berabad-abad, tetapi Manila juga merupakan kawasan perkotaan yang paling rentan terhadap bencana alam. Meskipun demikian, sebagian besar dari 25 juta orang yang tinggal di Manila tetap tinggal dan melanjutkan rutinitas mereka.

Wilayah ibukota negara Filipina terdiri dari 16 kota di Pulau Luzon. Pulau ini terletak di antara perbukitan dan pegunungan, di mana banyak sungai dari daerah pedalaman yang subur mengalir ke salah satu pelabuhan paling terlindung di kawasan Pasifik. Pelabuhan ini telah mendukung masyarakat dan wisatawan dari seluruh nusantara selama ribuan tahun.

Para pendatang baru di Manila dengan sedikit uang di saku mereka telah membangun rumah-rumah darurat di mana pun mereka memiliki ruang dan dari bahan apapun yang mereka dapatkan. Permukiman liar ini kini ada di seluruh kota Manila. Akibatnya, mereka yang memiliki properti mendirikan tembok dan gerbang untuk mencegah penghuni liar memenuhi setiap sudut dan celah, dan untuk alasan keamanan.

Baca Juga: Ada Apa Dengan China, Kenapa Mereka Begitu Mengejutkan Dunia

Manila adalah salah satu kota yang paling diprivatisasi di dunia, dengan kesenjangan yang mencolok antara kaya dan miskin yang terlihat di mana-mana. Dengan begitu banyak orang yang fokus menjalani kehidupan sehari-hari, sangat sulit untuk membangun dan mempertahankan investasi dan keseragaman dalam aset seperti taman trotoar yang aman dan transportasi umum.

Tidak ada kereta bawah tanah di sini. Yang ada hanyalah rel di atas tanah yang sangat terbatas dan jaringan bus yang sebagian besar terdiri dari jip yang tidak nyaman. Manila menjadi salah satu kota termacet di dunia. Riset yang dilakukan menunjukkan bahwa Manila merupakan kota termacet di benua Asia.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan melalui foto udara pada malam hari, riset menemukan bahwa tingkat volume kendaraan di Manila jauh lebih padat dibandingkan kota-kota besar di Asia seperti Kuala Lumpur dan New Delhi. Untungnya, situasinya membaik. Ribuan jip yang dialiri listrik telah beroperasi, dan konstruksi telah dimulai oleh penduduk setempat.

Disebut sebagai proyek abad ini, kereta bawah tanah Metro Manila akan beroperasi penuh pada tahun 2028. Kereta ini dapat melayani lebih dari 1 juta penumpang setiap hari, seperti juga di Jakarta. Salah satu tantangan yang dihadapi para insinyur di kawasan tropis Pasifik adalah banjir. Kota Manila berada di bawah permukaan laut dan sedang tenggelam hingga separuh daratannya bisa terendam saat hujan deras.

Faktanya, Manila menghadapi ancaman lebih banyak jenis bencana alam daripada kota lain di dunia menurut PBB. Kota ini adalah satu-satunya kota metropolitan yang sangat rentan terhadap bencana alam. Oleh karena itu, seperti Jakarta, ibu kota mungkin akan dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi dan lebih sepi.

Berbeda dengan Nusantara, lokasi utama di Filipina adalah Kota Nuklir yang terletak di pulau yang sama dengan Manila, sekitar 100 km ke arah utara. Salah satu objek wisata yang wajib Anda kunjungi adalah kota bertembok yang dibangun oleh Spanyol. Kota ini merupakan salah satu distrik tertua di Manila, dibangun di tepi Sungai Pasig Selatan sekitar tahun 1571.

Pasar Divisoria adalah pasar luar ruangan berbentuk labirin raksasa yang terletak di jantung Binondo, Pecinan Manila. Di sini, selama berabad-abad, Anda dapat menemukan hampir semua hal dengan harga murah. Anda akan melihat banyak produk tiruan, tetapi jika Anda tetap memperhatikan, ada beberapa produk yang sangat bagus di sini.

Tawar-menawar adalah suatu keharusan, dan didampingi oleh penduduk setempat biasanya merupakan ide bagus untuk membantu Anda menemukan apa yang Anda cari dan mendapatkan harga terbaik.

Benteng Santiago dibangun pada akhir abad ke-16 di Intramuros, menggabungkan pengaruh Italia dan Spanyol dalam struktur batunya yang kokoh. Benteng ini telah digunakan untuk berbagai tujuan, mulai dari pertahanan hingga penyimpanan senjata dan penjara.

Gereja San Agustin, yang dibangun pada tahun 1587, merupakan gereja tertua di Filipina. Tempat ini adalah salah satu dari sedikit bangunan yang tetap utuh setelah Perang Dunia II dan telah selamat dari tujuh gempa bumi besar di Binondo, Cina Taun di Manila.

Binondo adalah salah satu lingkungan paling populer untuk dikunjungi, dengan tempat perbelanjaan yang menarik, termasuk Pasar Divisoria, kuil, dan gereja China. Di Manila, gereja ini telah ada sejak tahun 1594, sudah lebih dari empat abad. Kota Cina Manila ini menjadi kebanggaan Filipina di Cina Taun. Di Manila, Anda bisa menemukan banyak ornamen berbau Cina, mulai dari toko-toko yang menjual beragam aksesoris seperti lampion, dupa, dan beragam patung dewa.

Kota tertua di luar Cina ini terletak sekitar 3 km dari pusat kota Manila, lokasinya berseberangan dengan kota tua yang menjadi ikoniknya Filipina. Manila Baywalk adalah garis pantai sepanjang 2 km yang membentang di sepanjang Roxas Boulevard, berbatasan dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Pusat Kebudayaan Filipina.

Baca Juga: Kehidupan Di Desa Pegunungan Terisolasi di Iran 

Nama Manila terinspirasi dari tanaman bakau berbunga putih yang tumbuh di Intramuros. Intramuros merupakan distrik tertua di Manila yang memiliki sejarah panjang yang berumur hampir 500 tahun dan menjadi situs warisan dunia UNESCO. Pasig merupakan sungai di Manila yang dianggap sebagai salah satu sungai terkotor di planet ini.

Kota Manila sering disebut sebagai matahari dari Tenggara karena sempat menjadi titik temu Kebudayaan Barat dan Asia. Dahulunya, Manila merupakan kawasan kerajaan yang dipimpin oleh Raja Sulaiman yang berasal dari Minang Kabau, Indonesia. Wilayah metropolitan Manila memiliki populasi yang sangat tinggi, sehingga mencerminkan pertumbuhan penduduk yang cepat dan urbanisasi yang tinggi di Filipina.

Selama Perang Dunia II, Kota Tacloban menjadi ibu kota Filipina sementara Manila berada di bawah kendali Jepang. Adobo dan lechon adalah makanan khas dari Manila, sedangkan balut dianggap sebagai makanan yang paling ekstrem di dunia.

Manila menghadapi tingkat kejahatan yang lebih tinggi, dengan kejahatan kecil dan pencurian menjadi yang paling umum. Meskipun kejahatan dengan kekerasan terutama terhadap orang asing jarang terjadi, tetapi tetap disarankan untuk mengurangi risiko dengan tinggal di kawasan kelas atas yang lebih aman seperti Makati, Taguig, dan Pasay.

Beberapa warga Tionghoa di Manila, Filipina, memilih tinggal di kuburan yang dilengkapi dengan fasilitas seperti rumah yang dihuni oleh orang kaya. Beberapa ruangan di dalam rumah tersebut, seperti kamar mandi dan kamar tidur mewah, berfungsi dengan baik sehingga keluarga atau kerabat yang mengunjungi makam bisa beristirahat di sana.

Baca Juga: MenjelajahiKehidupan di daerah kumuh terapung TERBESAR dan TERKOTOR di dunia

Tempat pemakaman Tionghoa ini menjadi salah satu tujuan wisata populer di kota. Bahkan, dengan membayar biaya sebesar 4.000, pengunjung dapat mendapatkan tur lengkap di lingkungan eksentrik yang dihuni oleh orang hidup dan mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hot Artikel